Selur, 26/7/2023. Dalam rangka pencegahan konvergensi stunting dan penyusunan RKP APBDes tahun 2024 pemerintah Desa Selur bersama dengan berbagai elemen yang terdiri 72 peserta mulai dari Kepala Puskesmas Ngrayun, Koordinator Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) Ngrayun, Pendamping Desa, Bidan Desa, Perangkat Desa, Kader Posyandu, Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Selur, Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan Mahasiswa Membangun Desa Universitas Brawijaya mengadakan Musyawarah Desa (MusDes) untuk menentukan anggaran yang bersumber dari dana desa terkait penanganan penurunan dan pencegahan stunting yang dilaksanakan di aula pertemuan balai Desa Selur.
Musyawarah Desa Rembug Stunting mutlak dilakukan sebelum membuat Rencana Kerja Pemerintah Desa Selur APBDes tahun 2024. Selain itu,kegiatan ini ini bertujuan untuk mengevaluasi penanganan stunting yang sedang berjalan. Penanganan Stunting tidak semudah membalikkan telapak tangan. Pencegahan dimulai dari pernikahan dini melalui kegiatan sertifikat Elektronik Siap Nikah dan Hamil (ELSIMIL) calon pengantin, masa kehamilan sampai bayi lahir. Teknis pengukuran, penimbangan dan pemenuhan gizi juga perlu untuk mendapat perhatian berbagai pihak terkait. Tentu tidak mudah untuk mengatasi hal ini apabila tidak dilakukan secara bersama-sama. Berbagai pihak harus turut andil mulai dari Pemerintah Desa Selur, Tenaga Medis Desa Selur, Pendamping Desa , Penggerak PKK Desa dan kader-kader posyandu yang secara komprehensif menyatu dalam progres penurunan dan pencegahan Stunting di Desa Selur.
Kepala Desa Selur, Suprapto berharap sesuai dengan tujuan dari Pemerintah Daerah dan Pusat , pencegahan Stunting di tingkat Desa Selur ini menjadi bagian daripada membangun sumberdaya manusia ke depannya, supaya kelak muncul generasi-generasi muda yang tangguh dan mampu menciptakan nuansa pembangunan yang maju di Desa Selur.
“Semoga dengan berbagai elemen yang terlibat dan penyusunan anggaran desa untuk kasus stunting bisa menjadi garda terdepan penurunan prevalensi balita gagal tumbuh akibat akumulasi ketidakcukupan zat gizi di Desa Selur”. Harapannya. (NA)